Senin, 21 Januari 2008

Melestarikan Kesenian...




Bambang Eddy Seno, pengrajin barongsai asal Surabaya, sedang menempelkan kertas roti pada kerangka kepala barongsai, Selasa (22/01). Warga Dukuh Setro V/7 Surabaya tersebut, merupakan segelintir orang yang cukup peduli untuk melestarikan kesenian dalam bidang pembuatan barongsai di Surabaya. Sebagai salah satu basis suku Tionghoa di Indonesia timur, kesenian barongsai sangat berkembang di Surabaya. Puluhan kelompok Barongsai bermunculan, bahkan anak-anak pun mulai belajar kesenian yang juga dikategorikan sebagai olahraga ini. Namun, di kota Pahlawan tidak banyak orang yang menekuni bidang pembuatan barongsai. Selain diperlukan keahlian, ketelitian & ketelatenan, membuat satu set barongsai lengkap juga dibutuhkan waktu yang cukup lama. Oh ya, barongsai buatan Bambang dijual lebih mahal dari barongsai buatan pengrajin asal Bogor & Semarang. Sebab, barongsai buatannya lebih berat & lebih tahan lama. Mau tau harganya? Sekitar Rp. 5 jt hingga Rp. 8 jt, tergantung banyaknya aksesoris pada kepala barongsai sesuai keinginan sang pemesan.

Tidak ada komentar: