Sabtu, 14 Juni 2008
Bertahan Hidup
Beberapa tanaman bakau berusaha untuk bertahan hidup di kawasan ladang garam kawasan Tambak Osowilangun Surabaya, Jatim, Sabtu (14/06). Kondisi cuaca yang masih belum menentu, menyebabkan para petani garam di kawasan itu belum melakukan aktifitasnya. Apalagi, meski masih dalam musim kemarau. Namun dalam beberapa hari terakhir ini, surabaya telah diguyur hujan.
Selasa, 20 Mei 2008
Memecah Harapan
Mentari pagi terbit di ufuk timur di ladang garam, kawasan tambak Osowilangun Surabaya, Jatim, Indonesia, Rabu (21/05). Tanah ladang garam tampak retak merekah, menjelang pergantian musim dari penghujan menuju kemarau. Akibat selama beberapa bulan terakhir tidak digunakan untuk aktifitas membuat garam.
Minggu, 27 April 2008
Genderang Suling Kadet AAL
Ekspedisi Jalan Sutra
Senin, 03 Maret 2008
Minyak Curah Mahal
Minyak curah di sejumlah pasar tradisional di Surabaya mengalami kenaikan. Jika minggu lalu harga masih dikisaran Rp. 10 ribu/kg, minggu ini harga menembus kisaran Rp. 12 ribu hingga Rp. 13 ribu per kg. Dengan harga segitu, sejumlah pedagang memilih tidak menjual minyak curah dan menggantinya dengan minyak goreng kemasan. Tampak seorang pedagang menimbang minyak curah di pasar Bendul Merisi Surabaya, Senin (03/03).
Jumat, 22 Februari 2008
Kamis, 21 Februari 2008
Selasa, 19 Februari 2008
Minggu, 17 Februari 2008
Ritual Buang Sial
Senin, 04 Februari 2008
Percantik Diri...
Seorang pekerja mengecat pagar Klenteng Pak Kik Bio yang berlokasi di Jagalan Surabaya, Senin (04/02). Sejumlah aktifitas untuk menyambut Imlek dilakukan oleh berbagai klenteng di Surabaya. Selain ritual sembahyang kepada para dewa, memperbaiki bagian yang rusak serta mempercantik tampilan klenteng menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan.
Minggu, 03 Februari 2008
Bersihkan Patung Dewa...
Menjelang peringatan tahun baru Imlek, sejumlah ritual & kegiatan digelar. Salah satunya merupakan pencucian patung dewa. Ritual pembersihan ini dilakukan setahun sekali, sebelum tahun baru Imlek. Sebab saat itu dipercaya bahwa para dewa telah pergi ke Nirwana untuk bertemu Tuhan. Dan baru kembali ke dunia, 3 hari setelah Imlek. Tampak ritual pembersihan patung dewa di Klenteng Hong San Koo Tee Surabaya, Minggu (03/02)
Jumat, 01 Februari 2008
Nuansa Imlek
Sepekan menjelang tahun baru Imlek, nuansa perayaannya di Surabaya sangat terasa. Hal ini mudah dijumpai di berbagai hotel & pusat-pusat perbelanjaan, Jumat (01/02). Selain itu, beraneka jenis pernak-perniknya mulai banyak diperdagangkan menjelang tibanya tahun baru Imlek 2559 yang jatuh pada 7 Pebruari mendatang.
Bike to Work...
Walikota Surabaya Bambang DH mengajak segenap pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya untuk bersepeda saat berangkat & pulang kantor, Jumat (01/02). Kegiatan tersebut dilakukan oleh para pejabat pemkot Surabaya secara rutin setiap hari Rabu & Jumat. Selain berolahraga & menyehatkan badan, kegiatan itu juga berfungsi untuk mengurangi polusi asap kendaraan bermotor di Surabaya. Pemerintah Surabaya sangat berharap agar warga kota juga melakukan hal yang sama. Sayang, hampir semua jalan raya di Surabaya tergolong sempit. Sehingga tidak memungkinkan untuk dibangun jalur khusus sepeda. Hal ini berimbas pada aktifitas para pengendara sepeda. Yang harus ekstra hati-hati saat melakukan aktifitasnya di jalan raya. maklum saja, hampir semua ruas jalan utama di Surabaya sangat padat, khususnya ketika jam berangkat & pulang kantor. Salah satu penyebabnya adalah jumlah motor yang sudah melebihi kapasitas jalan.
Rabu, 30 Januari 2008
Segenggam Beras Di Tangan
Sebuah elemen mahasiswa di Surabaya, beberapa waktu lalu menggelar aksi untuk memprotes kenaikan harga sembako yang semakin tidak terkendali. Aksi yang digelar di depan Patung Gubernur Suryo, yang berseberangan dengan gedung negara Grahadi itu, menuntut janji pemerintah SBY-JK dalam program pemantapan & swasembada pangan. Selain itu, mereka juga menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab atas krisis pangan yang terjadi saat ini, dan bisa mengambil kebijakan ekonomi yang meringankan rakyat.
Sungguh ironis, Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Tentunya memiliki banyak tanah yang subur. Sayang, kebijakan ekonomi di negeri ini lebih berpihak pada kaum kapitalis, hingga lebih sering menguntungkan mereka yang berduit.�� Tanah pertanian disulap menjadi pusat pertokoan, perumahan, pusat perbelanjaan, pergudangan dan lain sebagainya. Dan tidak sedikit pula, kawasan yang dulunya merupakan tanah pertanian & perkebunan serta menjadi serapan air, diubah menjadi sebuah kota mandiri. Akibatnya, kebutuhan pokok untuk bahan makanan saja, kita harus mengimpor. Karena tanah pertanian semakin sempit. Selain itu, luasan kawasan banjir juga bertambah. Sungguh ironis...
Senin, 21 Januari 2008
Menyejukkan...
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini, kota Surabaya giat berbenah, khususnya memperbaiki taman kota untuk mengejar penghargaan Adipura. Yang cukup menarik, beberapa taman kota dihiasi dengan air mancur. Sebuah air mancur juga dibuat & dioperasikan Dinas Kebersihan & Pertamanan Kota Surabaya tepat di perempatan Balai Pemuda. Cukup menyejukkan hati para pengendara yang melintasi kawasan padat kendaraan di jantung kota Surabaya.
Melestarikan Kesenian...
Bambang Eddy Seno, pengrajin barongsai asal Surabaya, sedang menempelkan kertas roti pada kerangka kepala barongsai, Selasa (22/01). Warga Dukuh Setro V/7 Surabaya tersebut, merupakan segelintir orang yang cukup peduli untuk melestarikan kesenian dalam bidang pembuatan barongsai di Surabaya. Sebagai salah satu basis suku Tionghoa di Indonesia timur, kesenian barongsai sangat berkembang di Surabaya. Puluhan kelompok Barongsai bermunculan, bahkan anak-anak pun mulai belajar kesenian yang juga dikategorikan sebagai olahraga ini. Namun, di kota Pahlawan tidak banyak orang yang menekuni bidang pembuatan barongsai. Selain diperlukan keahlian, ketelitian & ketelatenan, membuat satu set barongsai lengkap juga dibutuhkan waktu yang cukup lama. Oh ya, barongsai buatan Bambang dijual lebih mahal dari barongsai buatan pengrajin asal Bogor & Semarang. Sebab, barongsai buatannya lebih berat & lebih tahan lama. Mau tau harganya? Sekitar Rp. 5 jt hingga Rp. 8 jt, tergantung banyaknya aksesoris pada kepala barongsai sesuai keinginan sang pemesan.
Selasa, 15 Januari 2008
Surabayaku Saat Ini
Inilah kondisi kota Pahlawan Surabaya saat ini. Hijau, indah, bersih, & menyegarkan. Tidak kalah dengan taman bunga di Belanda yo?! Di kota inilah aku dilahirkan & dibesarkan. Banyak kenangan indah & buruk, sudah aku lalui di kota ini. Namun jangan terpengaruh yang indah-indah saja. Sebab foto ini cuman kamuflase, lho! Foto inilah yang membuat aku menang menjadi Juara Harapan I lomba foto "Taman Kota Surabaya." Tentu saja, aku hanya mengambil "angle" yang menurutku indah & bisa membuatku menjadi juara. Sahabat, kalo sempat berkunjung ke Surabaya. Masih banyak sisi-sisi kehidupan yang menarik untuk disimak. Termasuk masih banyaknya daerah kumuh, kawasan mudah banjir, serta kehidupan kaum urban yang miskin & butuh uluran tangan.
Mengawali Tahun Baru
Langganan:
Postingan (Atom)